• Nasional

Presiden Iran: Amerika Serikat (AS) Melakukan "Kebiadaban"

Rusman | Minggu, 27/09/2020 22:58 WIB
Presiden Iran: Amerika Serikat (AS) Melakukan "Kebiadaban" Presiden Iran Hasan Rouhani dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Foto: Tehran Time)

Beritakaltara.com  -Amerika Serikat dituduh telah menimbulkan kerugian 150 Miliar Dollar Amerika atau setara Rp2,2 Triliun, karena telah memberikan sanksi kepada Iran.

Tak ayal, Presiden Iran, Hassan Rouhani menuduh Amerika Serikat (AS) melakukan "kebiadaban". "Dengan sanksi ilegal dan tidak manusiawi serta tindakan teroris, AS menimbulkan kerusakan senilai 150 miliar dolar pada rakyat Iran," kata Rouhani dalam sambutan yang disiarkan televisi, suaranya bergetar karena marah, pada Sabtu (26/9).

"Kami belum pernah melihat kebiadaban yang sedemikian luas… Alamat untuk kutukan dan kebencian rakyat Iran adalah Gedung Putih," sambungnya.

Ketegangan antara Washington dan Teheran meningkat sejak Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri pada 2018 dari kesepakatan nuklir Iran yang dibuat oleh pendahulunya dan mulai menerapkan kembali sanksi yang telah dikurangi berdasarkan kesepakatan tersebut.

Iran, pada gilirannya, secara bertahap telah melanggar batas sentral dalam kesepakatan itu, menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA), termasuk pada ukuran cadangan uranium yang diperkaya rendah serta tingkat kemurnian yang diizinkan untuk memperkaya uranium.

Washington memberlakukan sanksi baru pada Senin (21/9) terhadap Kementerian Kertahanan Iran dan lainnya yang terlibat dalam program senjata dan nuklirnya.

Pada Kamis (24/9), Washington memasukkan beberapa pejabat dan entitas Iran ke daftar hitam atas dugaan pelanggaran berat hak asasi manusia, termasuk menjatuhkan sanksi kepada hakim yang dikatakan terlibat dalam kasus pegulat Iran yang dijatuhi hukuman mati.

Rouhani tidak memberikan rincian tentang kerusakan kerusakan ekonomi yang menurutnya terjadi karena sanksi tersebut. "Mereka mencegah pembelian obat-obatan dan makanan dengan memberlakukan sanksi yang tidak adil, ilegal, dan tidak manusiawi," kata Rouhani.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US