• Nasional

Australia Berhenti Gunakan Sistem Pertahanan Israel Mulai Pertengahan Juni

Asrul | Kamis, 06/05/2021 09:11 WIB
Australia Berhenti Gunakan Sistem Pertahanan Israel Mulai Pertengahan Juni Kontraktor pertahanan Israel Elbit [MilborneOne / Wikipedia]

Jakarta, Beritakaltara.com - Pemerintah Australia memberi tahu perusahaan senjata swasta terbesar Israel, Elbit Systems, bahwa militernya akan berhenti menggunakan Battle Management System (BMS) mulai pertengahan Juni.

"Berita itu diberikan kepada perusahaan tanpa penjelasan mengenai alasan di balik keputusan tersebut, dengan Pertahanan mengkonfirmasikan bahwa mereka tidak memiliki solusi sementara untuk menggantikan kemampuan tersebut," lapor situs web Pertahanan Australia dilansir Middleeast, Kamis (06/05).

Namun, menurut laporan Australian Broadcasting Corporation (ABC) , ketegangan antara Elbit dan Departemen Pertahanan Australia telah membara karena perusahaan Israel memberlakukan "premi besar" pada BMS karena memiliki monopoli pada sistem.

"Orang-orang sudah muak dengan Elbit yang mengeksploitasi monopoli mereka untuk mengenakan premi yang besar," kata seorang perwira Australia yang tidak disebutkan namanya kepada ABC.

"Dan ada kekhawatiran yang pasti bahwa Israel menutup sistem informasi," tambahnya.

Sistem Elbit sering menjadi sasaran kampanye kelompok hak asasi manusia. Perusahaan Israel memproduksi teknologi pengawasan untuk Tembok Pemisah ilegal di Tepi Barat yang diduduki dan dikatakan membuat mesin untuk 85 persen drone militer negara itu, di antara komponen senjata lainnya.

Produsen senjata Israel dikatakan telah memasok 85 persen drone yang digunakan dalam perang di Gaza pada 2014 , ketika lebih dari 2.200 warga Palestina - 500 di antaranya anak-anak - tewas hanya dalam 50 hari. Perusahaan senjata Israel memiliki sepuluh lokasi di seluruh Inggris.

Kesadaran yang lebih besar tentang peran Elbit dalam pelanggaran hak asasi manusia dan dugaan kejahatan perang telah mencoreng citra perusahaan. 

Pada bulan Februari, East Sussex Pension Fund adalah yang terbaru untuk divestasi dari perusahaan Israel beberapa bulan setelah aktivis hak asasi manusia melobi dana tersebut untuk mengakhiri hubungannya dengan perusahaan yang melanggar hukum internasional.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US