• Nasional

AS Kecam Serangan Brutal Rezim Assad di Daraa

Asrul | Kamis, 05/08/2021 07:27 WIB
AS Kecam Serangan Brutal Rezim Assad di Daraa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan jumpa pers di akhir pertemuan para Menteri Luar Negeri NATO di markas besar Aliansi di Brussels, Belgia, 24 Maret 2021 [Olivier Hoslet / Pool / Anadolu Agency]

Jakarta, Beritakaltara.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengecam keras "serangan brutal" rezim Assad di kota Daraa, Suriah barat daya pada Rabu (04/08) kemarin.

Blinken menyerukan untuk segera mengakhiri kekerasan, yang telah menewaskan warga sipil dan membuat ribuan orang mengungsi karena kekurangan makanan dan obat-obatan.

"Kami mengulangi seruan untuk gencatan senjata nasional sesuai dengan UNSCR 2254," tulisnya di Twitter dilansir Middleeast, Kamis (05/08).

Rezim Suriah memperbarui serangannya terhadap Daraa al-Balad menyusul kegagalan pembicaraan mediasi yang dipimpin Rusia antara rezim dan pasukan oposisi, sebuah kelompok lokal mengatakan Selasa.

Daraa, yang dikenal sebagai tempat kelahiran revolusi Suriah, adalah rumah bagi 40.000 penduduk dan merupakan kubu oposisi hingga 2018.

Pada 29 Juli, pasukan rezim dan milisi yang didukung Iran melancarkan operasi darat di lingkungan Daraa al-Balad, memicu bentrokan yang menyebar ke seluruh pedesaan. Lima belas warga sipil tewas.

Daraa al-Balad diblokade oleh pasukan rezim pada 25 Juni setelah penduduk, termasuk mantan anggota oposisi Suriah, menolak perintah untuk menyerahkan senjata ringan dan mengizinkan pasukan rezim menggeledah rumah.

Menurut Pusat Rekonsiliasi dan tokoh-tokoh lokal, perintah itu ditentang karena melanggar ketentuan kesepakatan 2018 yang dimediasi Rusia, di mana penduduk dan mantan anggota oposisi harus menyerahkan semua senjata berat.

Kesepakatan itu memungkinkan ribuan pemberontak dan warga sipil jalan aman ke wilayah yang dikuasai oposisi lainnya, sementara pasukan rezim yang didukung Rusia melancarkan serangan untuk merebut kembali Daraa.

Rezim memulai aksi militernya meskipun pekan lalu setuju untuk mencabut blokade.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US