• Nasional

Sambut Tahun Baru Hijriyah, Ketum PKB Doakan Berkah Kebangkitan Indonesia

Agus Mughni Muttaqin | Selasa, 10/08/2021 17:03 WIB
Sambut Tahun Baru Hijriyah, Ketum PKB Doakan Berkah Kebangkitan Indonesia Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI)

Jakarta, Beritakaltara.com - Doa barokah untuk kebangkitan Indonesia dipanjatkan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB/" style="text-decoration:none;color:#228239;font-weight: 700;">PKB), Abdul Muhaimin Iskandar menyambut tahun baru Hijriyah 1 Muharam 1443 H yang jatuh pada 10 Agustus 2021.

Gus Muhaimin berharap tahun baru Hijriyah di tengah pandemi ini menjadi tonggak kebangkitan Indonesia untuk mewujudkan kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial demi terwujudnya kemaslahatan umat dan bangsa.

“Mari di tahun baru Islam ini kita tingkatkan semangat kemanusiaan dan solidaritas antar sesama. Insya Allah semangat Tahun Baru Hijriyah membawa berkah untuk kebangkitan Indonesia,” kata Gus Muhaimin di Jakarta, Senin, 9 Agustus 2021.

Gus Muhaimin juga mengimbau umat Islam Indonesia untuk mengisi dan meramaikan Tahun Baru Hijriyah dengan membaca Alquran, zikir, doa, serta menyantuni yatim piatu sesuai dengan tradisi Islam ahlu sunah wal jama’ah.

“Ayo kita sambut Tahun Baru kali ini dengan khusuk, jangan lupa membaca Alquran, zikir, doa awal tahun dan akhir tahun, melaksanakan puasa sunnah, menyantuni anak yatim. Itulah tradisi yang diwariskan ulama ahlu sunah wal jamaah,” ungkapnya.

Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra itu juga mengingatkan esensi hijrah Nabi Muhammad SAW yang erat kaitannya dengan pergantian tahun hijriyah. Menurut Gus Muhaimin, esensi hijrah di tengah pandemi saat ini adalah dengan menguatkan solidaritas antar sesama, serta berupaya untuk menghentikan pandemi dengan mengoptimalkan gaya hidup baru.

Islam, lanjut Gus Muhaimin, mengajarkan tentang pentingnya menjaga kesehatan, termasuk menjaga diri dari wabah yang mengancam nyawa atau kesehatan. Karena itu makna hijrah perlu disesuaikan dengan konteks tersebut.

“Dalam konteks pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman kesehatan dan sudah banyak menelan korban, hijrah harus dimaknai sebagai lompatan tradisi yang baru, misalnya kalau dulu kita tidak perlu pakai masker, maka sekarang harus pakai. Kalau dulu tidak perlu jaga jarak, maka sekarang harus jaga jarak,” pungkas Gus Muhaimin.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US