• Nasional

80 Persen Pernikahan Dini di Jawa Timur Akibat "Kecelakaan"

Asrul | Selasa, 07/09/2021 09:07 WIB
80 Persen Pernikahan Dini di Jawa Timur Akibat "Kecelakaan" Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berfoto bersama dengan Gubernur Jawa Timurm Khofifah Indar Parawansa pada acara Penyematan Penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) Tahun 2021 bagi Gubernur Jawa Timur bertempat di Auditorium BKKBN, Jakarta Timur (6/9).

Jakarta, Beritakaltara.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, hampir 80 persen pernikahan dini di Jawa Timur terjadi karena kehamilan yang mendahului (Married By Accident/MBA).

Demikian disampaikan pada acara Penyematan Penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) Tahun 2021 bagi Gubernur Jawa Timur bertempat di Auditorium Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta Timur (6/9).

"Saya ingin menyampaikan soal masih tingginya angka nikah usia dini di Jawa Timur pada bulan kedua pada saat kami mendapat mandat antara lain yang saya ajak ketemu adalah Kepala Pengadilan Tinggi Jawa Timur, kemudian Kepala Pengadilan Agama di beberapa kabupaten yang angka nikah dini usianya menurut saya masih harus didorong untuk diturunkan," ujarnya.

Menurut Khofifah, data yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Timur menunjukkan angka nikah dini di wilayah itu terbilang cukup tinggi saat ini. Berdasarkan data Dispensasi Nikah di wilayah itu, hampir 80 persen pernikahan dini terjadi akibat MBA.

"Kehamilan yang mendahului menyebabkan terjadi unwanted pragnancy, lalu terjadi pula unwanted children. Bagaimana kita bisa melakukan penanganan masalah ini secara komprehensif, termasuk di dalamnya Dispensasi Nikah," terang Khofifah.

Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Jawa Timur dan jajarannya yang telah begitu peduli terhadap perkembangan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana Nasiona (Bangga Kencana).

"Bu Gubernur sudah memimpin Jawa Timur dengan baik, karena Total Fertility Rate (TFR) di Jawa Timur untuk seluruh Pulau Jawa relatif terjaga dengan baik. Bahkan angkanya sekarang ini 1,9 lebih sedikit," tambahnya.

Seperti diketahui Jawa Timur merupakan salah provinsi yang sudah  memberikan komitmen yang besar untuk pencegahan perkawinan usia anak, dengan membuat surat edaran sosialisasi pentingnya mencegah perkawinan dini.

"Jawa Timur yang dengan total TFR nya sudah dibawah 2, tentu kami berharap akan menjadi leading di dalam program percepatan penurunan stunting. Karena untuk penurunan TFR sudah tidak sebesar di provinsi lain," ujar Hasto.

Pada bagian lain, Hasto mengatakan, program KB Nasional mengalami dinamika yang luar biasa, keberhasilan menurunkan TFR dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sudah diakui secara nasional dan internasional.

"Indonesia menjadi rujukan dunia dalam bidang kependudukan, Penghargaan International `Population Award` yang diterima Presiden sebagai bentuk pegakuan dunia internasional atas keberhasilan program KB dan kemudian Indonesia menjadi proyek percontohan bagi negara-negara lain untuk menjalankan program KB di negaranya masing-masing," kata Hasto.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US