Beritakaltara.com - Kalimantan Utara memiliki kawasan hutan yang sangat luas karena wilayahnya terdiri dari sebagian besar lahan yang masih berhutan. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia, luas kawasan hutan di Kalimantan Utara diperkirakan mencapai lebih dari 5 juta hektar.
Dan kerusakan hutan di Kalimantan Utara menjadi salah satu isu serius dalam beberapa tahun terakhir. Penyebab utama kerusakan hutan ini melibatkan beberapa faktor, dengan pelaku utamanya berasal dari berbagai sektor, seperti berikut:
Pembalakan Liar (Illegal Logging)
Pembalakan liar menjadi salah satu faktor utama penyebab kerusakan hutan di Kalimantan Utara. Pelaku pembalakan ini umumnya adalah oknum yang tidak memiliki izin resmi, bekerja di bawah naungan sindikat ilegal, atau perusahaan kayu yang melakukan penebangan melebihi batas yang diizinkan.
Perusahaan Perkebunan Sawit
Perkebunan kelapa sawit, yang terus berkembang di berbagai wilayah Kalimantan, termasuk Kalimantan Utara, juga menjadi salah satu penyebab kerusakan hutan. Perluasan lahan perkebunan sawit sering kali melibatkan pembukaan lahan secara besar-besaran, yang menyebabkan deforestasi.
Pertambangan
Pertambangan batu bara dan bahan tambang lainnya juga turut merusak hutan di Kalimantan Utara. Banyak perusahaan tambang yang tidak mematuhi peraturan lingkungan, sehingga berdampak negatif terhadap ekosistem hutan dan menyebabkan kerusakan yang parah.
Pembukaan Lahan untuk Pertanian dan Pemukiman
Selain perusahaan besar, masyarakat lokal dan migran yang melakukan pembukaan lahan secara ilegal untuk pertanian atau pemukiman baru juga berkontribusi pada kerusakan hutan.
Laju deforestasi di Kalimantan Utara, meskipun relatif lebih rendah dibandingkan provinsi lain di Kalimantan, tetap mengalami penurunan signifikan. Menurut laporan dari Global Forest Watch, sejak tahun 2001 hingga 2020, Kalimantan Utara kehilangan sekitar 200.000 hektar tutupan pohon. Rata-rata, kerusakan hutan mencapai sekitar 10.000 hektar per tahun, meskipun angka ini dapat bervariasi dari tahun ke tahun.
Kerusakan hutan di Kalimantan Utara membawa dampak yang sangat merugikan, baik dari segi lingkungan maupun sosial:
Hilangnya Habitat Satwa
Banyak spesies satwa endemik seperti orangutan, bekantan, dan satwa liar lainnya kehilangan habitatnya akibat pembukaan hutan.
Degradasi Ekosistem
Kerusakan hutan juga menyebabkan degradasi ekosistem, penurunan kualitas tanah, hingga hilangnya fungsi hutan sebagai penyerap karbon.
Konflik Sosial
Konflik antara masyarakat adat dengan perusahaan yang melakukan perambahan lahan sering kali terjadi, terutama terkait sengketa tanah dan pelanggaran hak ulayat.
Secara keseluruhan, kerusakan hutan di Kalimantan Utara merupakan masalah yang kompleks, dengan berbagai pelaku dan dampak yang meluas. Upaya mitigasi dan restorasi sangat diperlukan untuk menghentikan laju kerusakan ini.