TPID Tarakan Sabet Tiga Besar Kendalikan Inflasi se-Kalimantan
Inflasi terjadi di hampir semua kelompok pengeluaran, tertinggi kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen
Inflasi tertinggi terdapat pada Kota Tanjung Selor dengan tingkat inflasi sebesar 0,49 persen sementara deflasi terendah terdapat pada Kota Tarakan dengan tingkat deflasi sebesar -0,85 persen.
Ini lebih besar dipengaruhi oleh kebijakan sejumlah negara selama pandemi, serta kebijakan perekonomian lainnya.
Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara bulan Oktober dan November 2020 menunjukkan penurunan tingkat ekspektasi masyarakat terhadap kondisi harga barang dan jasa pada 3 dan 6 bulan ke depan.
Meningkatnya tekanan inflasi Kaltara itu diperkirakan bersumber dari peningkatan tekanan pada kelompok transportasi serta makanan, minuman, dan tembakau.
Hingga November 2020 (YoY), inflasi Kaltara mencapai 1,92 persen atau berada diatas inflasi nasional sebesar 1,59 persen.
Dan berdasarkan laporan perekonomian Kalimantan Utara oleh Bank Indonesia, fenomena alam La Nina yang diperkirakan baru akan berakhir pada awal tahun 2021
Dengan perkembangan tersebut, maka perkiraan inflasi secara tahun kalender sebesar 1,46 persen dan secara tahunan sebesar 1,46 persen
Mengutip data BPS, tiga kelompok pengeluaran tertinggi yang mengalami inflasi ialah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,86 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,32 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,30 persen
Dari pantauan BPS 25 kota mengalami deflasi.
Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara)-gabungan Kota Tarakan dan Kota Tanjung Selor, mengalami inflasi sebesar 0,17 persen