• Nasional

DPRD Protes Rencana Tarian Massal pada Pembukaan MTQ Nasional

Charles Siahaan | Jum'at, 04/09/2020 05:12 WIB
DPRD Protes Rencana Tarian Massal pada Pembukaan MTQ Nasional Al Quran. Foto: ilustrasi/radarindo

beritakaltara.com - Rencana penampilan tari massal saat pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVIII yang akan digelar di Padang, Sumatera Barat pada November 2020 diprotes oleh anggota Komisi V DPRD Sumatra Barat Nofrizon.

“Memang event organizer membatasi dan mengurangi penari menjadi 240 orang, namun potensi penyebaran akan sangat tinggi dalam kegiatan itu. Saya telah kirim surat ke Kementerian Agama, agar ini ditinjau ulang," kata Nofrizon di Padang, Kami (3/9/2020).

Menurutnya, kondisi pandemi Covid-19 masih berlangsung dan tentu ini menjadi persoalan serius, apalagi dirinya juga seorang pelaku seni khawatir akan ada kluster baru dalam pembukaan tersebut.

Selain itu Politisi Demokrat itu mengatakan penampilan tari massal yang digarap penyanyi Minang Elly Kasim ini berpotensi besar menjadi klaster baru penyebaran baik saat agenda dilaksanakan termasuk saat persiapan latihan jelang pembukaan.

Menurut dia, dalam menggarap sebuah tari massal secara kolosal membutuhkan waktu latihan minimal sebanyak 30 kali, ini apabila memakai penari yang sudah profesional.

Jika penari yang dilibatkan siswa-siswa SMK waktu yang dibutuhkan akan lebih lama lagi. Apabila dikaitkan dengan situasi pandemi Covid-19 sekarang, selama latihan tentu penari akan berkumpul, saling berdekatan, berulang-ulang dan sulit untuk dikontrol.

Dia menyatakan, dalam persoalan ini sangat tidak mungkin mengontrol penari menyesuaikan dengan protokol kesehatan karena sebelum penampilan tentunya penari harus dirias dulu dalam satu ruangan, kerumunan pastinya akan terjadi karena banyaknya penari dan penata rias yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Tak hanya itu, sebelum penampilan tari massal ini enam jam sebelum acara dimulai, penari sudah harus ada di lokasi.

"Apakah ada jaminan bahwasanya sesama penari dan pengunjung yang ada di luar dapat mematuhi protokol kesehatan, dan berapa banyak petugas yang disiapkan untuk mengontrol kegiatan tersebut. Apabila imunitas seseorang lemah, maka akan sangat mudah terjangkit dari OTG-OTG yang berpotensi menularkan wabah," tegasnya.

Menurut dia, penyelenggara harus belajar dari kasus penyebaran Covid-19 yang sudah-sudah, salah satunya di Kabupaten Agam yang mengalami peningkatan signifikan akibat penyelenggaraan pesta pernikahan yang dihadiri banyak orang.

Dirinya menyarankan pemangku kepentingan di Sumbar mengganti penampilan tari massal ini dengan orkestra yang bernuansa islami.

"Sumatra Barat mempunyai SDM untuk pelaksanaan orkestra seperti ISI Padang Panjang dan Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Padang dan penggarapannya akan lebih singkat dan hasilnya maksimal didapatkan,” katanya.

 

 

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US