Soeharso mengatakan sejumlah indikator yang dapat menarik bagi wisatawan di antaranya peninggalan masa lalu yang masih ada dan budaya hari ini yang masih diterapkan.

Tak hanya itu, lanjut dia, di sekitar daerah Yogyakarta, banyak destinasi yang tumbuh dan berkembang serta menjadi atraktif wisata.

Saat ini, Bandara YIA memiliki landasan pacu sepanjang 3.250 meter dengan lebar 75 meter. Dengan luas apron berukuran 1051 meter x 167 meter, dapat menampung 22 pesawat berukuran sedang atau 11 pesawat berbadan lebar.

Jenis pesawat terberat yang bisa parkir di Bandara YIA adalah jenis Boeing 777, sementara pesawat terbesar adalah Airbus A380.

Pembangunan YIA terbagi atas tiga tahap yakni tahap pertama pada 2019, Bandara YIA melayani sembilan juta penumpang dengan pengembangan hingga 14 juta penumpang per tahun.

Kemudian tahap kedua pada 2027, saat lalu lintas penumpang mencapai 14 juta per tahun, pengembangan Bandara YIA dibidik mampu melayani 20 juta penumpang.

Pada tahap ketiga pada 2036, dengan lalu lintas 20 juta penumpang, Bandara YIA akan ditingkatkan untuk mampu melayani 25 juta penumpang.

"Ini termasuk salah satu pembangunan tercepat yang dilakukan oleh anak bangsa sendiri. Mudah-mudahan ini menunjukkan kita bisa melakukan pembangunan infrastruktur di tempat lain dengan kecepatan seperti ini dan dengan kualitas pekerjaan yang juga bagus," imbuhnya.

Tak hanya potensi pariwisata berkualitas, Bandara YIA, lanjut dia, juga menjadi titik kumpul untuk logistik khususnya di bagian selatan Jawa.

"Kalau ada produk-produk di sini punya orientasi ekspor yang harus cepat ditangani tidak melalui kapal misalnya, bandara ini bisa mengambil logistik itu. Dengan demikian, punya implikasi untuk membangun ekonomi," katanya.