Teheran, beritakaltara.com - Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada staf perawat negara atas pengorbanan yang sangat besar selama pandemi virus corona (COVID-19).
Hal itu dia ungkapkan dalam pidato langsung televisi pada Minggu (20/12) dalam rangka Hari Perawat Nasional yang bertepatan dengan ulang tahun Zeynab (AS), cucu Nabi Muhammad (SAW).
Dilansir dari Arab News, Ayatollah Khamenei mengucapkan selamat kepada perawat pada kesempatan tersebut, dan juga menyampaikan belasungkawa kepada komunitas perawat, yang telah kehilangan banyak personel garis depannya dalam perang melawan COVID-19.
"Hari ini, perawat lebih mahal dan lebih terhormat di mata bangsa daripada sebelumnya. Perawat adalah malaikat belas kasihan bagi pasien. Ini adalah definisi yang benar, tidak dibesar-besarkan dengan cara apapun," kata Ayatollah Khamenei.
Dia mengatakan bahwa sebagai bagian dari profesinya, perawat merawat tubuh dan jiwa pasien, yang merupakan peran yang luar biasa. Menurutnya, usaha keras mereka untuk menghilangkan rasa sakit manusia sebagai salah satu tontonan terindah dalam hidup.
Para perawat telah secara konsisten hadir di rumah sakit dan pusat medis selama wabah selama setahun, mempertaruhkan nyawa mereka sendiri. "Agar adil, komunitas perawat kami melakukan tugas yang sangat besar selama periode ini," ujarnya.
Ayatollah Khamenei mengatakan sebelum munculnya wabah COVID-19, orang tidak akan mementingkan profesi perawat seperti yang mereka lakukan sekarang. "Namun, ini tidak cukup," kata Pemimpin, menasihati pihak berwenang untuk meninjau kembali signifikansi yang mereka anggap sebagai profesi terhormat.
Virus yang melanda negara itu segera setelah kemunculannya di China tengah, sejauh ini telah menginfeksi lebih dari 1,1 juta orang Iran, termasuk lebih dari 53.000 orang yang telah kehilangan nyawa. Luasnya wabah tersebut telah membebani staf medis Iran.
Perjuangan yang sudah berat telah diperparah dengan sanksi besar-besaran yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, yang mencegah masuknya obat-obatan yang sangat dibutuhkan dan pasokan medis lainnya ke negara itu, termasuk vaksin virus corona yang sangat dibutuhkan.
Namun, Iran telah berhasil memobilisasi semua sumber dayanya dengan bantuan dari sektor militer dan telah berhasil mengendalikan wabah virus sampai batas yang wajar.
Penggerak anti-virus nasional telah menyaksikan penegakan protokol dan pembatasan kesehatan skala besar di seluruh negeri.