• Nasional

Harga Kedelai Dunia Naik, Kemendag Jamin Tahu dan Tempe Tetap Tersedia di Masyarakat

Asrul | Jum'at, 01/01/2021 06:56 WIB
Harga Kedelai Dunia Naik, Kemendag Jamin Tahu dan Tempe Tetap Tersedia di Masyarakat Peningkatan produktivitas melalui perakitan varietas unggul merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan produksi nasional kedelai

Jakarta, Beritakaltara.com -  Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto menegaskan, menjamin tahu dan tempe tetap tersedia di masyarakat karena stok kedelai cukup untuk kebutuhan industri nasional.

Sebelumnya, Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) menyatakan akan melakukan penyesuaian harga tahu dan tempe dengan harga kedelai impor.

Setelah itu, Kemendag melakukan koordinasi dengan Gakoptindo dan memperoleh informasi harga kedelai impor di tingkat perajin mengalami penyesuaian dari Rp9.000 per kg pada November 2020 menjadi Rp9.300-9.500 per kg pada Desember 2020 atau sekitar 3,33-5,56 persen.

"Kemendag terus mendukung industri tahu tempe Indonesia. Dengan penyesuaian harga, diharapkan masyarakat akan tetap dapat mengonsumsi tahu dan tempe yang diproduksi oleh perajin," kata Suhanto di Jakarta, pada Kamis (31/12).

Suhanto menyampaikan, berdasarkan data Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo), saat ini para importir selalu menyediakan stok kedelai di gudang importir sekitar 450.000 ton.

"Apabila kebutuhan kedelai untuk para anggota Gakoptindo sebesar 150.000-160.000 ton per bulan, maka stok tersebut seharusnya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan 2-3 bulan mendatang," ujarnya.

Suhanto menerangkan, pada Desember 2020 harga kedelai dunia tercatat sebesar USD 12,95/bushels, naik 9 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat USD 11,92/bushels.

Berdasarkan data The Food and Agriculture Organization (FAO), harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 tercatat sebesar 461 USD per ton, naik 6 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 435 USD per ton.

Menurut Suhanto, faktor utama penyebab kenaikan harga kedelai dunia diakibatkan lonjakan permintaan kedelai dari Tiongkok kepada Amerika Serikat selaku eksportir kedelai terbesar dunia.

Pada Desember 2020 permintaan kedelai Tiongkok naik 2 kali lipat, yaitu dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton. Alhasil, kontainer berkurang di beberapa pelabuhan Amerika Serikat, seperti di Los Angeles, Long Beach, dan Savannah sehingga terjadi hambatan pasokan terhadap negara importir kedelai lain termasuk Indonesia.

"Untuk itu, perlu dilakukan antisipasi pasokan kedelai oleh para importir karena stok saat ini tidak dapat segera ditambah mengingat kondisi harga dunia dan pengapalan yang terbatas. Penyesuaian harga dimaksud secara psikologis diperkirakan akan berdampak pada harga di tingkat importir pada Desember 2020 sampai beberapa bulan mendatang," tandas Suhanto.

Suhanto berharap importir yang masih memiliki stok kedelai untuk dapat terus memasok secara kontinu kepada anggota Gakoptindo dengan tidak menaikan harga. Berdasarkan data BPS, saat ini harga rata-rata nasional kedelai pada Desember 2020 sebesar Rp11.298/kg. Harga ini turun 0,37
persen dibanding November 2020 dan turun 8,54 persen dibandingkan Desemeber 2019.

"Kami mengapresiasi para anggota Gakoptindo yang tetap berproduksi dan telah membantu masyarakat dengan terus memasok tahu dan tempe untuk kebutuhan gizi terjangkau di saat pandemi ini," kata Suhanto.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US