Jakarta, beritakaltara.com - Iran mengutuk serangan udara AS terhadap milisi yang didukung Iran di Suriah, dan membantah bertanggung jawab atas serangan roket yang menargetkan milisi AS di Irak yang mendorong serangan hari Jumat.
Washington mengatakan serangannya terhadap posisi kelompok paramiliter Kataib Hezbollah yang didukung Iran di sepanjang perbatasan Irak adalah sebagai tanggapan atas serangan roket Iran di Irak.
Pejabat Barat dan beberapa pejabat Irak menyalahkan serangan itu pada kelompok yang didukung Iran. Namun, Teheran membantah terlibat.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menilai serangan AS sebagai langkah ilegal dan melanggar kedaulatan Suriah. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan koleganya dari Irak Fuad Hussein
"Beberapa serangan dan insiden baru-baru ini di Irak patut dicurigai, dan dapat dirancang untuk mengganggu hubungan Iran-Irak serta keamanan dan stabilitas Irak," katanya dilansir Middleeast, Senin (01/03).
"Kami menekankan perlunya pemerintah Irak menemukan pelaku insiden ini," kata Zarif seperti dikutip.
Sementara itu, Hussein memberikan jaminan bahwa Baghdad tidak akan membiarkan insiden di negara ini digunakan untuk mengganggu hubungan baik antara kedua negara.
Kemajuan telah dibuat dalam pembicaraan tentang dana beku Iran dan Baghdad akan memfasilitasi akses Teheran ke dananya, Hussein menambahkan. Sekitar $ 6 miliar dana Iran telah diblokir di Irak karena sanksi AS.
Pejabat tinggi keamanan Iran, Ali Shamkhani, bertemu Hussein sebelumnya dan mengatakan serangan udara AS hari Jumat mendorong terorisme di wilayah tersebut.
Hussein berada di Iran "untuk membahas perkembangan regional, termasuk cara untuk menyeimbangkan hubungan dan menghindari ketegangan dan eskalasi" dengan para pejabat Iran, menurut pernyataan kementerian luar negeri Irak.
Seorang pejabat milisi Irak yang dekat dengan Iran mengatakan serangan AS menewaskan satu pejuang dan melukai empat lainnya. Para pejabat AS mengatakan mereka memiliki ruang terbatas untuk menunjukkan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden akan bertindak tegas sambil mencoba menghindari eskalasi regional yang besar.
Washington dan Teheran mencari pengaruh maksimum dalam upaya menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran yang dicapai dengan kekuatan dunia pada 2015 tetapi ditinggalkan pada 2018 oleh Presiden Donald Trump, setelah itu ketegangan regional meningkat.