• Nasional

Kenapa Perempuan Berambut Pendek Dibenci Pria Korea

Asrul | Selasa, 10/08/2021 12:47 WIB
Kenapa Perempuan Berambut Pendek Dibenci Pria Korea Perempuan berambut pendek di Korea Selatan (Foto: Asia Nikkei)

Seoul, Beritakaltara.com - Tidak medali emas yang diraih oleh pemanah Korea Selatan (Korsel), An San, di Olimpiade Tokyo 2020 tidak serta-merta membuatnya jadi pahlawan di Negeri Gingseng. Di tengah derasnya pujian, dia juga menuai banyak kritik. Penyebabnya, An San berambut pendek.

"Bagus dia mendapatkan emas, tapi rambut pendeknya membuat dia tampak seperti seorang feminis. Jika dia (feminis), maka saya menarik dukungan. Semua feminis harus mati," ujar salah seorang warganet.

Ya, menurut laporan BBC pada Selasa (10/8), diskriminasi dan kebencian terhadap kaum perempuan di Korea Selatan masih banyak terjadi. Feminis dipandang sebelah mata, karena dianggap sebagai pembenci laki-laki.

Terdapat dua fenomena menurut Hawon Jung, penulis buku gerakan #MeToo di Korea Selatan, yang memicu gerakan anti feminis di negara tersebut. Pertama ialah gerakan `Cut The Corset` pada 2018 silam, yakni aksi menantang standar kecantikan dengan mengenakan potongan rambut pendek dan tanpa make-up.

"Sejak itu, potongan rambut pendek menjadi semacam pernyataan politik di antara banyak feminis muda," terang Jung.

"Kebangkitan feminis ini (menimbulkan) reaksi keras dari para pria yang mengira mereka telah bertindak terlalu jauh," sambung dia.

Gerakan `Cut The Corset` muncul beberapa minggu setelah kampanye melawan feminis. Kampanye ini melawan gestur jari yang dicetuskan komunitas feminis online, Megalia, yang menurut beberapa pria meremehkan ukuran alat kelamin mereka.

Bahkan, toserba terkenal GS 25, produsen ayam goreng BBQ Genesis dan Kyochon terpaksa menghapus iklan cetak yang berisi gerakan itu awal tahun ini, menyusul munculnya seruan boikot.

"Beberapa pria terpaku pada gambar karena mereka mengasosiasikannya dengan merek feminisme tertentu, yang mereka klaim merendahkan dan meremehkan mereka," terang Dr Judy Han, profesor studi gender di University of California, Los Angeles.

Terkadang, kemarahan menjadi begitu keras sehingga perusahaan terdorong untuk meminta maaf.

Presiden GS 25 Cho Yoon-sung, misalnya, diturunkan pangkatnya karena iklan tersebut, meski akhirnya dia meminta maaf dan berjanji akan menyelidiki mereka yang terlibat dalam desain poster tersebut.

Sementara sejumlah ahli berpandangan bahwa permintaan maaf ini hanya akan menguatkan stigma anti feminis di Korea Selatan.

"Mereka pindah ke target berikutnya, An San, seorang Olympian muda yang tampaknya melambangkan banyak hal yang mereka benci," kata Jung lagi.

"Dia berambut pendek. Dia kuliah di perguruan tinggi wanita. Dia menggunakan beberapa ekspresi yang entah bagaimana didefinisikan oleh massa online ini sebagai `ekspresi misandrist` tanpa alasan yang jelas," imbuh dia.

Faktor kedua ialah ketatnya persaingan masuk perguruan tinggi dan mendapatkan pekerjaan di Korea Selatan. Beberapa laki-laki mengklaim telah dirugikan secara tidak adil.

Misalnya, semua pria harus menjalani 18 bulan dinas militer yang menurut mereka menunda peluang mereka untuk maju. Selain itu, ada juga lebih dari selusin universitas khusus perempuan.

Tetapi kenyataannya, perempuan di Korea Selatan hanya mendapatkan 63 persen dari gaji laki-laki. Angka ini menunjukkan kesenjangan gaji tertinggi di antara negara-negara maju.

 

Disarikan dari artikel BBC berjudul `Why South Korean Women are Reclaiming Their Short Hair`

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US