Kopenhagen, Beritakaltara.com - Sekelompok ilmuwan secara kebetulan menemukan Pulau Qeqertaq Avannarleq, pulau paling utara di dunia, yang berada di lepas pantai Greenland.
Pada Juli lalu, sejumlah ilmuwan awalnya terbang untuk mengumpulkan sampel ke Pulau Oodaaq, yang telah dikenal sejak 1978. Pulau itu sebelumnya masuk dalam teritori Kepulauan Arktik. Setelah diteliti, ternyata pulau yang berukuran 60x30 meter itu berada lebih dekat ke Kutub Utara.
"Pulau itu ditemukan selama ekspedisi penelitian Denmark-Swiss, yang saya koordinasikan," kata pemimpin kelompok ilmuwan Morten Rasch dari Stasiun Arktik Greenland, Universitas Kopenhagen, dikutip dari BBC pada Sabtu (28/8).
"Kami ingin di antara banyak hal lain untuk mengunjungi Pulau Oodaaq, yang sebelumnya dikenal sebagai pulau paling utara," sambung dia.
Rasch menceritakan timnya ingin mengambil sampel pulau untuk mencari spesies baru, yang mampu beradaptasi dengan kehidupan di Oodaq yang memilik lingkungan sangat ekstrem.
"Kami ada enam orang di sebuah helikopter kecil, dan ketika kami mencapai posisi Pulau Oodaaq, kami tidak dapat menemukannya," katanya, seraya menambahkan bahwa peta yang ada saat ini tidak terlalu akurat di bagian dunia itu.
"Jadi, kami baru saja mulai mencari pulau itu. Setelah beberapa menit yang sangat menyenangkan, kami mendarat di kumpulan lumpur, endapan moraine, dan kerikil aneh yang tidak bervegetasi yang dikelilingi oleh es laut di semua sisi," lanjut dia.
"Setelah ekspedisi dan banyak diskusi dengan para ahli tentang topik ini, kami sekarang menyadari bahwa kami secara tidak sengaja benar-benar menemukan pulau paling utara di dunia," ujar dia.
Para ilmuwan sekarang ingin pulau itu diberi nama Qeqertaq Avannarleq, yang berarti "pulau paling utara" di Greenland.
Greenland menjadi berita utama beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir, dengan Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Donald Trump, menyarankan pada 2019 bahwa AS dapat membeli wilayah tersebut.
Denmark dengan cepat menolak gagasan itu sebagai hal yang tidak masuk akal, sementara minat negara-negara asing terhadap masa depan Greenland terus berlanjut.