• Kalimantan Utara

Ngeri! Kaltara Masuk Angka Stunting di Atas Nasional

Asrul | Sabtu, 29/01/2022 11:45 WIB
Ngeri! Kaltara Masuk Angka Stunting di Atas Nasional Agust Suwandy Kabid P2P Dinkes Kaltara. (foto: RADAR KALTARA)

Kalimantan Utara - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat data stunting di Kalimantan Utara (Kaltara) pada tahun 2021 sebesar 27,5 persen. Angka ini masih di atas rata-rata nasional yang tercatat hanya 24,5 persen.

Hal ini tentu menjadi atensi khusus Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara beserta Dinkes kabupaten/kota yang ada di Kaltara. Apalagi di tahun 2022 ini ada target stunting di provinsi termuda Indonesia ini harus turun menjadi 18,5 persen. 

“Jadi cukup jauh gap antara kondisi tahun 2021 (27,5 persen) dengan target tahun ini (18,5 persen),” ujar Agust Suwandy, Kabid P2P Dinkes Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor, Kamis (27/1). dilansir Prokal

Bahkan, target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), justru di tahun 2024 mendatang, Indonesia sudah bisa mencapai 14 persen. Artinya, butuh upaya ekstra yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut.

“Persoalan stunting ini terjadi multifaktor, sehingga untuk penanganannya juga tidak bisa hanya dari satu sektor, melainkan harus multisektor yang harus dilibatkan,” kata pria yang juga Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kaltara ini.

Disebutkannya, saat ini sudah ada 18 sektor yang melakukan gerakan aksi sebagai upaya pencegahan dan penanganan stunting, di antaranya Bappeda dan Litbang, Dinkes, Dinas Sosial (Dinsos), serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).

Dalam hal pencegahan stunting, Agust juga menyebutkan upaya yang dilakukan tidak boleh hanya pada satu titik. Jadi, bukan hanya pada anaknya saja, melainkan ibu dan lingkungannya juga harus menjadi atensi untuk diperhatikan.

“Ini terjadinya dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Artinya, mulai dari masa kehamilan sampai dua tahun pertama, sehingga intervensi di sini harus sudah disiapkan jauh hari sebelumnya,” sebut Agust.

Karena ibu yang melahirkan bayi sehat itu tentunya diawali dengan kehamilan yang sehat. Lalu untuk mendapatkan kehamilan yang sehat, maka ibunya harus dipastikan mendapatkan asupan gizi yang baik.

“Kalau saya mengatakan, ini mungkin harus dipersiapkan dari remaja. Selama remaja, calon ibu tidak menderita anemia ataupun kekurangan gizi. Ini supaya saat dia menjadi ibu, sudah dalam kondisi sehat,” jelasnya.

Penanganan stunting ini harus dilakukan aksi bersama. Karena kondisi ini saling terkait antara yang satu dan lainnya. Termasuk andil dari masyarakat juga tentunya tidak akan terlepas dari upaya penanganan stunting ini.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US