• Nasional

Kisah Inspiratif Guru Honorer Raih Prestasi dari Sekolah Pinggiran

Fadli | Senin, 23/01/2023 19:07 WIB
Kisah Inspiratif Guru Honorer Raih Prestasi dari Sekolah Pinggiran Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bontang, Siti Chusuning Khalyah (foto: Ist)

Bontang - Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bontang, Siti Chusuning Khalyah membuktikan bahwa prestasi tidak melulu harus diawali dengan berkarir di sekolah favorit.

Kisah inspiratif guru yang mengikuti program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran) Tanoto Foundation ini justru berawal dari sebuah sekolah pinggiran di Bontang, Kalimantan Timur.

Nuning, begitu nama panggilannya, memulai karirnya sebagai guru honorer di SDN 001 Bontang. Tak lama kemudian, dia menjadi guru bantu di SMPN 2 Bontang. Karirnya menanjak ketika bertugas sebagai Kepala Sekolah SMPN 9 Bontang.

Di SMPN 9 Bontang inilah Nuning mulai mengukir prestasi, sebelum akhirnya menjadi Kepala Sekolah SMPN 2 Bontang.

"Saya menyadari, ini bukan sekolah favorit, bahkan dianggap pilihan terakhir dan sekolah pinggiran," kata Nuning dalam keterangan pers yang diterima Jurnas.com pada Senin (23/1).

Adapun perubahan yang dilakukan Nuning di SMPN 9 Bontang di antara program guru kunjungan (home visit). Dia mengunjungi rumah peserta didik yang dianggap bermasalah, untuk berbincang dengan orang tua mereka.

Program ini, lanjut Nuning, dianggap tepat untuk mengetahui akar permasalahan, termasuk memfasilitas konseling antara murid dengan psikolog.

"Hasilnya, murid lebih terbuka dan percaya kepada guru dan sekolah," terang dia.

Angin perubahan berhembus kian kencang ketika Nuning kembali menjalankan sejumlah program terobosan seperti Jumat Kreasi, Business Day, Jumat Bersih, program peningkatan keagamaan, dan program menabung.

"Saat bergabung dengan program PINTAR pada 2019, terobosan-terobosan itu makin terakselerasi," ucap alumnus Universitas Dr. Soetomo Universitas Mulawarman tersebut.

Melalui program PINTAR pula, Nuning mendorong keterlibatan guru dalam pembelajaran interaktif. Para guru diarahkan membuat video pembelajaran. Dia juga memfasilitas pembuatan studio mini untuk produksi video pembelajaran jarak jauh sebagai respons saat pandemi.

Berbagai terobosan tersebut berbuah manis. Nilai murid SMPN 9 Bontang meningkat. Jumlah anak yang memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) turun dari sekitar setengah populasi setiap kelas menjadi empat sampai lima saja di tiap kelas.

"Menurut pengakuan guru hingga orang tua, karakter murid juga mengalami peningkatan positif berkat program-program berbasis pelayanan," ungkap Nuning.

Sementara itu, Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Margaretha Ari Widowati menambahkan, pendidikan dasar (jenjang SD dan SMP) merupakan fondasi esensial dalam membangun SDM, terutama pada kemampuan kognitif, sosial, hingga emosional.

"Terlebih lagi, penilaian internasional atas kompetensi siswa, PISA 2018, menunjukkan bahwa mayoritas anak Indonesia usia 15 tahun masih berada di bawah standar minimum dalam kemampuan literasi, numerasi, dan sains," jelas dia.

Selain Nuning, sosok inspiratif pejuang pendidikan di Kota Bontang yang kisahnya diangkat dalam buku Pijar Pembelajaran adalah Kamiyati (Kepala MTS Al-Ikhlas Bontang), Jarot Endik Setiawan (Pengawas Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Disdikbud Bontang), Hermi Syafruddin (Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Bontang), serta Yani Astutik (Kepala SDN 001 Bontang Utara).

Diketahui, program PINTAR Tanoto Foundation telah bermitra dengan 25 pemerintah kabupaten/kota di Indonesia. Pada 2021, program ini berhasil menjangkau 8.490 guru dan kepala sekolah sebagai model pelaksana pembelajaran aktif bagi lebih dari 198.000 siswa.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US