• Nasional

Tekan Kemiskinan, Jokowi Siapkan 10.000 Hektare untuk Food Estate di NTT

Agus Mughni Muttaqin | Selasa, 23/02/2021 18:12 WIB
Tekan Kemiskinan, Jokowi Siapkan 10.000 Hektare untuk Food Estate di NTT  Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi kawasan food estate atau lumbung pangan yang berada di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, Selasa (23/2).

Sumba, Beritakaltara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi kawasan food estate atau lumbung pangan yang berada di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, Selasa (23/2).

Pada kesempatan tersebut, Jokowi mendorong pengembangan kawasan food estate seluas 5.000 hektare tahun 2020 dan ditingkatkan 10.000 hektare tahun 2021 dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Food estate di Sumba Tengah baru kita siapkan memang baru 5.000 hektare, 3.000 hektare ditanami padi dan 2.000 hektraenya jagung. Tapi tahun ini kita perluas lagi menjadi 10.000 hektare, nantinya dibagi 5.600 hektare untuk padi dan 4.400 hektare ditanami jagung," ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan, pengembangan kawasan food estate di Sumba Tengah sangat penting. Kehadiranya tidak hanya menyediakan pangan, namun juga untuk menekan angka kemiskinan yang hingga saat ini masih tinggi.

"Data yang saya pegang, kemiskinan di Sumba Tengah ini mencapai 34 persen dan panen padi yang di Sumba Tengah ini masih setahun sekali. Kita ingin, panen padi bisa 2 kali setahun dan jagung atau kedelai 1 kali setahun," ujarnya.

Jokowi mengapresiasi kerja keras Kementerian Pertanian (Kementan) dalam membangun food estate. Permasalahan utama dalam sektor pertanian yakni ketersediaan air, sudah diantisipasi dengan membangun sumur bor.

"Tadi kita sudah lihat di kawasan food estate ini sudah dibangun sumur bor juga beberapa embung. Tapi ini masih kurang, karena Pak Bupati minta dibangunkan bendungan. Tadi saya sudah perintahkan Menteri PUPR untuk mengeceknya diikuti nantinya dari Kementan untuk menambah bantuan alsintan terutama traktor," kata Jokowi.

"Saya yakin, food estate di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan NTT ini kita bisa ketahanan pangan negara kita yang lebih baik dan nanti kita foto copy untuk dibangun di provinsi lain yang memiliki kesiapan," kata Jokowi.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kehadiran food estate Sumba Tengah merupakan bagian dari implementasi perintah Jokowi untuk memperkuat ketahanan pangan secara masif.

"Hadirnya food estate itu adalah model yang menjadi sebuah masa depan pertanian, merubah peradaban dan budaya pertanian dari petaninya sendiri-sendiri menjadi dikelompokan bahkan diklaster dalam jumlah yang besar. Sekarang ini memasukin 2021 kita bangun percontohan utama dengan food eatate, sebuah hamparan datar yang petani dikelompokan secara klaster sistem korporasi," kata dia.

Karena itu, Syahrul mengatakan, pembangunan kawasan food estate tidak hanya membudidayakan padi dan jagung, tapi juga ada tanaman perkebunan, hortikultura, peternakan dan diujungnya harus ada industrialisasi dalam skala tertentu.

Dia juga mengakui dalam pengembangan food estate dihadapkan masalah, yaitu cuaca, hama dan bencana alam dan juga tantangan yang utama adalah budaya bertani dan keterampilan dimiliki petani sehingga perlu menghadirkan mekanisasi pertanian yang modern.

"Tapi ini semua harus kita lakukan prediksi dengan menggunakan teknologi salah satunya artificial intelligence sehingga dapat memperkirakan agroklimat dan segala permasalahan yang muncul," ujar Syahrul.

Perlu diketahui, pengembangan food estate di Sumba Tengah terbagi menjadi lim zona. Zona 1 ada di Kecamatan Katikuna dengan luas padi 1.125 hektare dan jagung 525 hektare, Kecamatan Katikuna Selatan luas padi 2.015 hektare dan jagung 1.710 hektare.

Kemudian di Kecamatan Umbu Ratu Nggay luas padi 564 hektaree dan jagung 461 hektare, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat padi 1.466 hektare dan jagung 784 hektare dan Kecamatan Mamboro dengan luas padi 450 dan jagung 900 hektare.

Dalam mendorong percepatan implementasi food estate, Syahrul menegaskan pemerintah tentunya membangun lebih banyak sarana dan prasarana produksi yang dibutuhkan para petani.

Intervensi yang dilakukan pemerintah adalah membangun tata air melalui sumur bor/jaringan irigasi/pompa, mekanisasi, budidaya hemat air, memperbaiki pola tanam, membangun hilirisasi, pasar, kelembangaan korporasi dan pelaksanaan program padat karya.

"Untuk itu, hasil yang diharapkan dari keberadaan kawasan food estate ini adalah peningkatan indeks pertanaman, produktivitas padi 5 ton perhektar, produktivitas jagung 6 ton per hektare, adanya produk olahan, peningkatan daya beli dan pendapatan petani," ujar Syahrul.

Lebih lanjut Syahrul menyebutkan pengembangan kawasan food estate ini melibatkan beberapa kementerian di antaranya Kementerian Pertanian, Kemen PUPR, dan Kemen BUMN.

Selain pola integrated farming beberapa sektor, diharapkan dalam food estate akan diperoleh produksi pangan dalam skala ekonomi yang besar (economic of scale), dan digarap sejak hulu (produksi) hingga hilir (pasca panen).

"Karena itu, para petani dan kelompok taninya harus sama-sama bekerja dan mengelolanya secara baik dan benar. Jadi diharapkan nanti hasilnya juga harus maksimal. Paling tidak produktivitas naik 2 sampai 3 kali lipat lah," pintanya.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US