Kalimantan Utara - Pemerintah resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Namun, hal itu tidak dibarengi dengan ketersediaan stok di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU).

Bupati Bulungan Syarwani menuturkan bahwa ketersediaan BBM di Bulungan sejauh ini masih bergantung pasokan dari Pertamina.

“Saya berharap Pertamina juga berkomitmen untuk memenuhi ketersediaan BBM di Bulungan,” ujarnya Senin (5/9

Apalagi, saat ini pemerintah telah resmi mengumumkan penyesuaian harga BBM subsidi maupun non subsidi.

Menurut Syarwani antrean yang terjadi saat ini salah satunya penyebabnya karena ketersediaan stok yang masih terbatas.

“Pihak SPBU juga harus tegas. Jangan sampai penyaluran BBM subsidi itu tidak tepat sasaran,” ungkapnya. dilansir tribunkaltara

Sementara itu, Kapolres Bulungan, AKBP Ronaldo Maradona T.P.P Siregar mengaku telah berkoordinasi dengan pengelola SPBU untuk melakukan pengawasan disana setiap BBM didistribusikan.

“Kita sudah panggil pihak SPBU. Kita minta mereka menyampaikan ke ketika kalau ada BBM yang didistribusikan ke SPBU. Jadi, kita bisa tempatkan personel untuk melakukan pengawasan,” ujarnya.

Personel, maksudnya di sini Ronaldo, tidak bisa selalu stand by di SPBU, karena masih ada kerjaan lain.

Untuk itu, SPBU di Kabupaten Bulungan diharapkan berkoordinasi dengan kepolisian ketika ada BBM masuk.

“Persoalan yang terjadi sekarang ini kan pengetap BBM subsidi. Jadi, penyalurannya harus diawasi,” ujarnya.

Terpisah, Pengelola SPBU Sengkawit, James Ong Susanto mengaku telah melakukan penyesuaian harga sesuai keputusan pemerintah. Namun, persoalannya saat ini pasokan dari Pertamina yang masih terbatas.

Sedangkan untuk pertalite, SPBU mendapatkan suplai sebanyak 32 KL. Menurutnya, saat ini ketersediaan BBM di Bulungan sangat bergantung pada distribusi.

“Sekarang ini kan ada jalan rusak di Berau. Sehingga pendistribusian terhambat,”ungkapnya.

Menyoal konsumsi harian BBM untuk setiap produk, James mengaku tidak mengetahui secara pasti, karena setiap produk tingkat konsumsinya bervariasi.

“Tetapi, untuk solar setiap hari pasti habis. Kalau Pertalite biasanya bisa bertahap sampai pagi. Jadi, sangat bergantung dari tingkat konsumsi di Bulungan,” bebernya.

Untuk mengantisipasi aktivitas pengetap, setiap kendaraan yang melakukan pengisian di SPBU akan dicatat pelat nomornya. Sehingga, tidak ada lagi yang mengisi berulang kali.

“Jadi, setiap kendaraan yang mengisi BBM jenis Pertalite nomor kendaraannya akan dicatat oleh petugas. Tidak bisa lagi mengisi berulang,” ungkapnya.