• Nasional

Kunjungan Gus Menteri Ke Pelabuhan Bima: Harga Tol Laut Harus Dievaluasi

Asrul | Sabtu, 07/11/2020 13:48 WIB
Kunjungan Gus Menteri Ke Pelabuhan Bima: Harga Tol Laut Harus Dievaluasi Kunjungan Gus Menteri Ke Pelabuhan Bima:

Bima, beritakaltara.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar sambangi Pelabuhan Bima di sela kunjungan kerja di Nusa Tenggara Barat, Sabtu (7/11/2020).

Kunjungan Gus Menteri ke Pelabuhan Bima untuk meninjau langsung Program Tol Laut, dimana ini termasuk dalam rangkaian program andalan Presisen Joko Widodo ini hingga Pelabuhan di Maumere.

Gus Menteri yang ditemani Nyai Lilik Umi Nashriyah langsung meninjau Container Way di Pelabuhan dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Selama di Terminal Kontainer yang dikelola Pelindo III itu, Gus Menteri melihat langsung fasilitas yang dimiliki dan mengamati secara langsung alur distribusi barang yang masuk.

Gus Menteri kemudian melihat langsung Pelabuhan Rakyat yang masih jadi bagian Tol Laut itu.

Kemudian Gus Menteri berpindah ke Kantor Syahbandar dan Operasional Pelabuhan (KSOP) untuk meninjau dan mendengarkan perkembangan program Tol Laut di Pelabuhan itu dari Kepala KSOP Ilyas M Natsir.

Ilyas dalam paparannya mengatakan Pelabuhan Bima tidak hanya melayani penumpang, tapi juga alur distribusi barang, termasuk hasil pertanian seperti jagung dan bawang.

Pelabuhan ini juga ternyata melayani distribusi pengiriman hewan ke sejumlah daerah.

Ilyas berharap nantinya ada penambahan rute Tol Laut hingga ke Timika karena petani bawang itu pasarkan produknya hingga wilayah itu.

Ilyas juga mewacanakan menggandeng BUMDes untuk bekerja sama, yang formatnya sedang dimatangkan.

Gus Menteri mengatakan, Kemendes PDTT memang telah membangun ekosistem untuk produk-produk hasil pertanian.

Olehnya, penting juga agar produk-produk pertanian NTB itu dipasarkan ke luar wilayah dengan menggunakan Tol Laut.

Namun, kata Gus Menteri, harga tol laut itu harus dievaluasi kembali agar bisa lebih berkembang nantinya.

"Saya pernah kirim barang ke Australia masih lebih murah timbang kirim ke Timika," ujarnya.

Itu menjadi lebih murah karena kapal yang balik dari Australia muatannya tidak kosong. Sedang dari Timika kadang kosong hingga itu menjadi beban.

Olehnya, kita optimalkan dulu semua potensi yang ada. Semua pihak harus berperan agar terjadi percepatan.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US