• Nasional

Institut Serum India akan Mengirim 10 Juta Dosis Vaksin ke Inggris

Asrul | Kamis, 04/03/2021 07:15 WIB
Institut Serum India akan Mengirim 10 Juta Dosis Vaksin ke Inggris Seorang apoteker memegang botol berisi vaksin virus corona Pfizer-BioNTech (COVID-19) pada hari pembukaan pusat vaksinasi di Festhalle di Frankfurt, Jerman, Jerman 19 Januari 2021. (Foto: Die Welt)

London, beritakaltara.com - Pemerintah Inggris akan menerima 10 juta dosis vaksin AstraZeneca COVID-19 yang dibuat oleh Serum Institute of India (SII).

SII, produsen vaksin terbesar di dunia berdasarkan volume, memproduksi secara massal vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, untuk lusinan negara miskin dan berpenghasilan menengah.

"Inggris telah memesan 100 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca, di mana 10 juta dosis akan berasal dari Serum Institute of India," kata juru bicara pemerintah Inggris kepada Reuters, Selasa (2/3).

Reuters melaporkan pada Februari bahwa Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) sedang mengaudit proses manufaktur di SII untuk membuka jalan bagi pengiriman vaksin AstraZeneca dari sana ke Inggris.

Langkah tersebut kemungkinan akan menimbulkan kekhawatiran bahwa negara-negara Barat yang kaya memperoleh dosis vaksin dengan mengorbankan negara-negara miskin.

Banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah mulai dari Bangladesh hingga Brasil bergantung pada vaksin AstraZeneca SII, bermerek COVISHIELD, tetapi permintaan telah meningkat dari negara-negara Barat.

Ini juga memberikan dosis untuk program COVAX yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan aliansi vaksin GAVI.

Pemerintah Inggris mengatakan perjanjian tersebut mengikuti jaminan dari SII bahwa pemberian dosis kepada Inggris tidak akan memengaruhi komitmennya untuk menyediakan vaksin ke negara-negara miskin.

Namun, organisasi non-pemerintah Italia, Emergency tetap prihatin, "Akuisisi oleh Inggris hanyalah contoh lain tentang bagaimana negara-negara dengan pendapatan tertinggi terus menikmati hak istimewa dengan mengorbankan yang termiskin."

Alain Alsalhani, Apoteker Vaksin dan Proyek Khusus dengan LSM Medecins Sans Frontieres, mengaku khawatir dengan potensi penundaan. (Reuters)

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US