• Nasional

Kurangi Konsumsi Beras, Ibu Mega Biasa Sarapan Pisang dan Jagung

Asrul | Selasa, 23/03/2021 09:39 WIB
Kurangi Konsumsi Beras, Ibu Mega Biasa Sarapan Pisang dan Jagung Sarapan menu alami ala Megawati Soekarnoputri

Jakarta, beritakaltara.com - Pemimpin itu satunya kata dan perbuatan. Ketika senyerukan penanaman pangan lokal pendamping beras, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pun tiap hari sarapan dengan ubi, jagung, dan pisang.

Satunya antara kata dan perbuatan tidak hanya dalam politik, dalam urusan gerakan menanam tanaman pendamping beras pun, Ibu Mega sangat konsisten.

"Sejak satu tahun yang lalu, Ibu Mega ternyata telah mengubah menu makanan Beliau dengan mengurangi nasi, dan mengganti dengan jagung pisang, umbi, talas, sukun dll. Pagi ini saya melihat sendiri bagaimana menu sarapan Ibu Mega terdiri dari jagung, pisang rebus, dan lumpia dengan isi kombinasi telur dan sayur-sayuran," ujar Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Selasa (23/3/2021).

Hasto menuturkan, ketika melaporkan gerakan menanam dan oleh Babeh Idin penerima Kalpataru diberi kesempatan menanam Porang. Lalu secara spontan Ibu Mega mengeluarkan stok makanan Jepang berupa beras Shirataki.

"Ini beras Shirataki dari Jepang. Sengaja saya minta dibeli karena ini dari Porang. Kamu kirim gambar ini ke Pak Pratik (Mensesneg), dan minta agar UGM, IPB dan perguruan tinggi lainnya melakukan riset untuk membuat produk olahan dari makanan lokal seperti bagaimana mengolah Porang dll," kata Ibu Mega penuh semangat.

Lebih lanjut, Ibu Megawati menantang para peneliti dan juga seluruh lembaga perguruan tinggi untuk melakukan riset di dalam mengolah keanekaragaman makanan nusantara.

"Saya selalu berharap para peneliti Indonesia menemukan benih unggul dan sekaligus kemampuan pengembangan teknologi proses untuk makanan nusantara yang luar biasa jenisnya. Bahkan saya mau ikut berikan insentif sebagai daya dorong bagi peneliti Indonesia," tutur Hasto.

Apa yang dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri dengan gerakan menanam tanaman pendamping beras tidak lain sebagai upaya agar Indonesia tidak perlu impor beras.

Jalan berdikari dalam pangan harus dibangun dengan penuh rasa percaya diri. Di manapun, tugas menteri perdagangan itu menitikberatkan untuk mendorong ekspor.

"Jadi sangat aneh, di tengah pandemi yang seharusnya menghemat devisa, menteri perdagangan malah terus ngotot kampanye impor beras,” ujar Hasto.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US