• Kalimantan Utara

Tarakan Alami Lonjakan Kasus DBD Mulai Awal Tahun

Asrul | Jum'at, 04/02/2022 14:03 WIB
Tarakan Alami Lonjakan Kasus DBD Mulai Awal Tahun Ilustrasi DBD (foto: Prokal)

Kalimantan Utara - Tren kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi setiap di awal tahun. Sama halnya dengan 2021 lalu, kasus tidak terlalu banyak kemungkinan karena pandemi Covid-19.

Sehingga, aktivitas masyarakat berkurang, dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah karena diberlakukannya pembatasan kegiatan masyarakat.

Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Diskes) Tarakan Bahriah Tul Ulum menjelaskan, di awal tahun ini kasus sudah mulai naik. Sejak Januari lalu sampai saat ini sudah 28 kasus DBD yang dilaporkan.

"Memang ada peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Mengantisipasi kenaikan jumlah kasus, dilihat tren DBD. Biasanya akan terus naik hingga puncaknya, April atau Mei nanti," ujarnya, Rabu (2/2). dilansir Prokal

Langkah antisipasi dilakukan pihaknya, dan akan melakukan sejumlah kegiatan, seperti larvasidasi, yakni pemberantasan jentik dengan menaburkan bubuk larvasida.

Jika fogging dilakukan untuk memberantas nyamuk dewasa, larvasidasi bertujuan untuk memberantas jentik (larva) nyamuk, terutama di tempat-tempat penampungan air yang tidak dapat dikuras atau dibersihkan.

Pembatasan sarang nyamuk memang dimaksimalkan, terutama dengan 3M plus sebagai kegiatan pencegahan. Seperti menaburkan bubuk larvasida di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur.

Selain itu, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.

"Penderita DBD rata-rata anak usia sekolah yang merupakan kelompok rentan seperti bayi. Kalau orang dewasa tidak terlalu banyak," jelasnya.

Setelah dipastikan terjangkit DBD, pasiennya akan dirawat. Kasus yang biasanya ada tapi tidak banyak, dan belum berat seperti dengue hemorrhagic fever atau demam berdarah yang merupakan komplikasi dari demam dengue atau dengue fever yang semakin memburuk.

"Sama-sama dengue, tetapi tetap ditindaklanjuti dan penanggulangan kasusnya. Bukan karena ada kasus, tetapi langsung fogging. Kan fogging untuk memutus penularan, bukan untuk pencegahan. Kalau pencegahan ya tetap 3M plus," tegasnya.

Namun, jika hasil penyelidikan epidemiologi atau pola penyebaran DBD di satu daerah berpotensi penularan, baru akan dilakukan fogging. Pemberian bubuk abate akan dilakukan bulan ini hingga Maret. Selanjutnya, April dan Mei untuk pencegahan meningkatnya jumlah kasus.

"Di Tarakan sebenarnya semua daerah endemis DBD, dan belum ada daerah yang bebas. Jadi semua harus waspada untuk penularan kasusnya. DBD itu virus yang disebarkan dari nyamuk. Harus nyamuk yang diberantas. Potensi hidupnya di tempat air yang bersih," pungkasnya.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US