• Nasional

Deni Sebut Ada Beberapa Kejanggalan Terkait Pantaun Fit and Proper

Akhyar Zein | Kamis, 17/02/2022 18:30 WIB
Deni Sebut Ada Beberapa Kejanggalan Terkait Pantaun Fit and Proper Lembaga Studi Visi Nusantara (LS-VINUS) saat konferensi pers berlangsung, Kamis (17/2)

Beritakaltara - Lembaga Studi Visi Nusantara (LS-VINUS) mengadakan konferensi pers terkait hasil pantaun Fit and Proper Test (FPT) calon KPU dan Bawaslu RI 2022-2027, Kamis (17/02).

Deni Gunawan selaku Direktur LS-VINUS menyampaikan beberapa catatan dan temuan selama proses FPT berlangsung.

Deni sapaan akrabnya, mengapresiasi Komisi II DPR RI yang telah melaksanakan FPT secara terbuka melalui siaran langsung Youtube Livestreaming.

Selain itu, ia juga memuji Komisi II DPR yang memiliki antusiasme tinggi di tengah pandemi mengahdiri FPT dari awal sampai akhir baik offline dan online.

“Yang menjadi perhatian kami, kehadiran seluruh fraksi partai dari awal sampai akhir ada konsistensi dan semangat dalam proses FPT. Ini menunjukan ada kepedulian Komisi II terhadap penyelenggaraan pemilu kita,” jelasnya.

Selain itu, Deni juga mengungkapkan beberapa temuan yang menimbulkan banyak persepsi di publik terkait etika dan profesionalisme anggota dewan dalam memperlakukan calon KPU dan Bawaslu RI.

Menurutnya, terdapat beberapa isyarat khusus kedekatan dan isyarat harapan lolos beberapa anggota dewan kepada beberapa calon.

“Beberapa calon diberikan isyarat khusus kedekatan dan isyarat lolos misalnya dengan mengungkapkan kesamaan dari daerah, dukungan supaya lolos, dan mengungkapkan dapil-dapil dewan," ujranya.

Selama pemantauan banyak hal yang janggal, salah satunya etika dewan yang menunjukkan kedekatan atau kode-kode tertentu kepada beberapa calon komisioner.

Sebetulnya tidak masalah selama itu dilakukan kepada semua peserta, tapi faktanya hanya kepada segelintir orang saja.

Lebih lanjut, Deni menyebutkan, ada beberapa poin yang cukup penting untuk diperhatikan seperti gangguan teknis pada Live Streaming Youtube, indikasi pembunuhan karakter calon komisioner KPU dan komisioner Bawaslu, dan aspirasi masyarakat tentang calon KPU dan Bawaslu yang tidak diperhatikan saat FPT.

Hasil pemantuan LS-VINUS tersebut mendapat tanggapan Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi.

Yus panggilan akrabnya, mengomentari beberapa anggota Komisi II DPR RI kurang beretika dalam melaksanakan FPT karena memunculkan pujian, harapan, dan menampilkan sosok dewan dan mengenalkan dapilnya kepada beberapa calon.

“Ini seakan-akan didorong sudah jadi, sebetulnya ga masalah kalau perlakuannya sama. Tapi ini perlakuannya berbeda,” kata Yus.

Selain itu, Yus juga menyampaikan isu-isu yang beredar tentang siapa yang lolos dan tidak sebelum FPT dilakukan.

“Pada 10 Februari beredar nama-nama hasil kesepakatan koalisi politik dan hasilnya sama dengan yang lolos hari ini. Jadi, ketika FPT itu seolah sudah tau hasilnya,” tegas Yusfitriadi.

Sementara itu, sebagai penanggap, Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menjelaskan bahwa FPT ini seperti terkesan kurang menyeluruh dan terkesan ada kampanye orang per orang.

"ada penyebutan semoga sukses, kalau ke semua calon itu tidak apa-apa, tapi ini tidak semua. Apalagi ada penyebutan dapil," ujar Ray sapaan akrabny.

“Ini kan menimbulkan kecurigaan publik, yang terlihat ada kedekatan dengan parpol. Pada akhirnya ketika mereka terpilih itu ada beban tersendiri kepada para anggota komisi II di DPR RI,” sambung Ray.

Ray menyebutkan, sudah muncul kecurigaan orang bahwa yg lolos ini belum tentu professional dan independen. Seolah-olah dapat perlakuan khusus dari parpol, dan ini menimbulkan kecurigaan publik.

“Ini pertama kali dalam pelaksanaan Fit and Proper Test yang paling mudah ditebak. 70 persen yang kita prediksi itu lolos pada FPT. Dan sekarang itu 90 persen itu benar prediksi kita,” katanya.

Kemudian, penanggap selanjutnya yaitu Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampouw. Menurutnya, dari hasil pemantauan LS-VINUS itu ada yang terkonfrimasi antara kedekatan parpol dengan calon komisioner, dengan kemunculan viralnya nama-nama yang muncul di sosial media beberapa hari sebelum FPT, dan cocok dengan hasil dari Fit and Proper Test.

“Ada komunikasi yang terbangun di antara para calon dengan peorangan atau dengan lembaga partai politik yang ada di DPR RI. Ini terkonfirmasi dengan viralnya nama-nama calon anggota yang beredar di media sosial,” katanya.

Lanjut Jeirry, penting bagi kita untuk mengawal kinerja Bawaslu dan KPU yang baru ini. Karena bisa aja ada tendensi-tendensi yang mengganggu atau memengaruhi kinerja mereka ketika bekerja dan sudah dilantik.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US