• Kalimantan Utara

Tarakan Jadi Tempat Terbanyak Kecelakaan Kapal di Kawasan Perairan Kaltara Sepanjang 2022

Fadli | Senin, 02/01/2023 17:06 WIB
Tarakan Jadi Tempat Terbanyak Kecelakaan Kapal di Kawasan Perairan Kaltara Sepanjang 2022 korankaltara)

Beritakaltara.com - Kantor Search and Rescue (SAR) Kota Tarakan, Kalimantan Utara, mencatat ada 35 laporan kejadian yang diterima dan ditangani sepanjang tahun 2022 lalu dan  terbanyak berasal dari Tarakan, disusul laporan yang masuk dari Nunukan, Bulungan, Tana Tidung dan Malinau.

Kepala Kantor Tim SAR Tarakan Syahril mengungkapkan, SAR Tarakan membawahi wilayah seluruh Kaltara. Namun di Nunukan sudah memiliki pos, sedangkan di Bulungan masih dalam proses usulan ke Pemprov Kaltara.

Sebanyak 35 kejadian ditangani oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) Kota Tarakan selama tahun lalu.

Dari 35 kejadian tersebut, terdiri dari kecelakaan kapal sebanyak 16 kejadian dan kondisi membahayakan manusia 19 kejadian.

“Dari 35 kejadian yang kami tangani, terdapat 29 korban yang berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup. Sementara 13 orang meninggal dunia dan dinyatakan hilang 2 orang. Terbanyak laporan kejadian kondisi membahayakan manusia dengan 14 orang berhasil diselamatkan, dan 8 orang meninggal dunia dan 4 orang hilang," ungkap Syahril dilansir dari Korankaltara.com Senin (2/1/2023) pagi ini.

Kondisi membahayakan manusia yang mendominasi ini terjadi pada kecelakaan kapal dan yang paling banyak di perairan. “Angka penanganan kejadian tersebut sudah meliputi wilayah kerja yang ada di Nunukan. Kita ini wilayah kerjanya se-Kaltara," jelas Syahril lagi. 

Dengan tingginya angka kecelakaan kapal tahun 2022, Syahril berharap semua instansi bersinergi dan serius membantu penanganan laporan yang masuk.

Keseriusan dari semua instansi yang berkaitan dengan perhubungan laut ini, kata dia, bisa menjadi langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terus terulang di kemudian hari. 

Pengawasan yang dilakukan seperti imbauan safety dan imbauan cuaca kepada kapal yang berlayar maupun bagi para nelayan. Saat ini, ia melihat, khususnya para nelayan masih kurang terhadap edukasi keselamatan berlayar.

Syahril berharap ke depannya ada koordinasi yang intens dengan pihak berhubungan laut terkait keselamatan berlayar. Semua pihak yang berkaitan harus bersama-sama memberikan edukasi, terkait keselamatan berlayar kepada semua pihak yang melakukan aktivitasnya di laut.

Selain di laut, pihaknya juga melakukan penyelamatan di darat, namun hanya sebagai rescue. Terlebih jika terjadi bencana alam, pihaknya harus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Meminimalisir jumlah kecelakaan, harus ada upaya seperti transportasi darat  dari perhubungan darat. Misalnya, bagaimana dengan yang di laut, kami berharap ada evaluasi dengan pemerintah daerah juga. Semua pihak memang harus bersinergi, apalagi berkaitan dengan keselamatan,” tutup Syahril. 

 

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US