• Nasional

Gandeng Komunitas Terkecil untuk "Jogo Tonggo" Tangani Covid-19

Asrul | Senin, 07/09/2020 16:37 WIB
Gandeng Komunitas Terkecil untuk "Jogo Tonggo" Tangani Covid-19 Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pimpin Rapat Evaluasi Percepatan Penanganan Covid-19. (Diskominfo Jateng)

beritakaltara.com – Program Jogo Tonggo terus digaungkan untuk menangani penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah. Menggandeng komunitas terkecil di masyarakat terus dilakukan agar lebih mengurangi tingkat  penyebaran Covid-19.

“(Gandeng komunitas) itu bagian dari Jogo Tonggo itu di-breakdown lagi kepada komunitas-komunitas yang lebih kecil,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo, usai Rapat Evaluasi Percepatan Penanganan Covid, di kantornya, Semarang, Senin (7/9/2020).

Menurut Yulianto, komunitas kecil itu di antaranya lingkungan kerja, sekolah, pondok pesantren, sampai keluarga. Hal itu merupakan komunitas terkecil dalam struktur masyarakat. Tujuannya agar gerakan Jogo Tonggo bisa lebih efektif dalam penanganan pengurangan Covid.

“Jadi dalam satu keluarga, itu anggota keluarga mengajak anggota keluarga lainnya mengunakan protokol kesehatan dengan baik. Lalu, melaksanakan sendiri, mengawasi sendiri. Ini kan kalau di tingkat keluarga sudah jelas anggotanya. Intinya itu sebenarnya, ada yang menginginkan Jogo Tonggo di-breakdown lagi ke dalam suatu komunitas yang lebih kecil,” ujarnya lebih lanjut.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada masyarakat yang memiliki komunitas, agar membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19.

“Kalau komunitas panjenengan (Anda), ada yang positif (Covid-19), izinkan kami untuk bisa masuk dan tolong bantu kami (lakukan tracing). Jangan ada yang mempersulit,” kata Ganjar.

Ditegaskan, pihaknya merupakan otoritas pemerintah yang bertanggung jawab terhadap upaya pencegahan penanganan virus Corona, supaya tidak mewabah lagi di kalangan masyarakat.

“Karena kami otoritas pemerintahan. Kalau kami tidak bisa masuk nanti kami khawatir nanti nyebar ke mana-mana,” ujar gubernur.

Pihaknya juga sudah mengutus tim yang di antaranya bertugas memantau kinerja rumah sakit dan laboratorium. Hasilnya, di antaranya tim menemukan adanya barang habis pakai yang belum tercover, seperti untuk melakukan audit kematian yang menjadi penyebab meninggalnya seseorang akibat Covid-19.

“Itu melihat SOP-nya mengapa bisa meninggal, dan tim sudah bekerja satu minggu ini,” bebernya.

Dari data laman corona.jatengprov.go.id, sebaran kasus Covid-19 di Jawa Tengah hingga Senin (7/9/2020) pukul 12.00 WIB total terkonfirmasi 16.483 orang, terkonfirmasi dirawat 2.402 orang, terkonfirmasi sembuh 12.487 orang, terkonfirmasi meninggal 1.509 orang, suspek 1.097 orang, dan probabel 1.388 orang.

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US