• Nasional

Epidemiolog: Ngawur, DKI Dapat Nilai E Untuk Penanganan Covid-19

Asrul | Jum'at, 28/05/2021 13:09 WIB
Epidemiolog: Ngawur, DKI Dapat Nilai E Untuk Penanganan Covid-19 Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 pada warga di RPTRA Taman Gajah, Cipete Selatan, Jakarta Selatan, Kamis, 27 Mei 2021. Pemprov DKI Jakarta melakukan vaksinasi COVID-19 bagi warga usia 18 tahun ke atas yang berada di RW rentan dan padat penduduk.(foto: TEMPO)

Jakarta, beritakaltara.com- Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono sebelumnya menyampaikan DKI Jakarta menjadi provinsi dengan nilai E atau yang terburuk atas upaya penanganan Covid-19.

Penilaian yang diberikan Kemenkes dibuat dalam matriks yang dimulai dari penilaian terbaik yaitu A dengan level laju penularan tidak ada kasus atau kasus impor yang sporadis dengan kapasitas respons memadai hingga sedang.

Nilai E yang diperoleh DKI Jakarta sendiri menunjukkan bahwa DKI memiliki level kapasitas respons yang terbatas dan laju penularan terparah yaitu transmisi komunitas level 4.

"Kualitas pelayanan atas rekomendasi tersebut, maka kami perlihatkan masih banyak yang kondisi terkendali, kecuali DKI Jakarta karena kapasitasnya (nilai) E karena DKI Jakarta BOR (Bed Occupation Ratio) sudah mulai meningkat juga kasus tracing-nya tidak terlalu baik," kata Dante, Kamis, 27 Mei 2021.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mempertanyakan indikator yang dipaparkan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono terhadap penilaian penanggulangan Covid-19 oleh Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI.

Menurut dia, penilaian berdasarkan level itu tidak jelas indikatornya. "Penilaiannya tidak akurat alias ngawur," kata Pandu.

Seharusnya, kata Pandu, indikator yang digunakan lebih lengkap berdasarkan domainnya masing-masing, seperti domain epidemiologi, fasilitas kesehatan dan kesehatan publiknya. "Dari domain-domain itu ada banyak poin yang bisa dijadikan indikator," katanya.

Pandu mencontohkan, tren kasus, tren kematian, positivity rate, jumlah APD, jumlah nakes terinfeksi, jumlah ventilator, hingga tingkat perilaku warganya bisa menjadi indikator. Sehingga penilaiannya berdasarkan data yang jelas.(Tempo)

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US