• Kalimantan Utara

Bangkai Pesawat Bekas Perang Dunia II, Gabungan Komunitas Tarakan: Ini Harus Dijaga

Asrul | Senin, 17/01/2022 09:20 WIB
Bangkai Pesawat Bekas Perang Dunia II, Gabungan Komunitas Tarakan: Ini Harus Dijaga BERKARAT: Kondisi serpihan bangkai pesawat eks Jepang di hutan Juata Kerikil. (FOTO: IFRANSYAH/RADAR TARAKAN)

Kalimantan Utara - Dijuluki Pearl Harbour Indonesia, Pulau Tarakan menjadi tempat sejumlah pertempuran besar pada Perang Dunia II dalam upaya memperebutkan ladang minyak oleh Sekutu dan tentara Jepang.

Tidak mengherankan, sehingga banyak situs sejarah Perang Dunia II. Situs-situs itu sebagian telah hilang, rusak oleh alam dan akibat pembangunan permukiman.

Minggu (16/1) gabungan komunitas di Tarakan menjelajahi hutan Juata Kerikil, Tarakan Utara, melihat kembali kondisi bangkai eks pesawat tempur Jepang yakni Nakajima A6M2-N yang digunakan pada Perang Dunia II.

Medan yang sulit dan jarak yang cukup jauh mewarnai perjalanan rombongan untuk menjangkau bangkai pesawat tersebut.

Petinggi Aliansi Gerakan Satu Bendera, Che Ageng menerangkan, kunjungan tersebut merupakan upaya masyarakat untuk memantau sekaligus menjaga situs peninggalan sejarah di Tarakan. Selain itu, kunjungan tersebut dilakukan guna memastikan jika situs tersebut masih ada.

“Kami melakukan kunjungan salah satu bangkai pesawat yang berada di kawasan hutan lindung Juata Kerikil. Ini serpihan pelampungnya, dan merupakan suatu kebanggan buat kita semua masih bisa melihat situs sejarah langsung ke lokasinya,” ujarnya, Minggu (16/1).

Ia menjelaskan, bangkai tersebut sudah ditemukan sejak lama. Hanya keberadaannya jauh di tengah hutan menyulitkan untuk dijangkau.

“Ini ditemukan sudah lama sebenarnya oleh polisi hutan. Awalnya terkubur, kemudian digali dan diangkat diletakkan di atas permukaan tanah. Kami sangat senang dapat kembali melihatnya lagi hari ini,” tuturnya.

Saat di perjalanan menuju bangkai pesawat tempur tersebut, rombongan melewati medan cukup berat. Di perjalanan, rombongan disuguhkan dengan pemandangan alam Tarakan yang tak biasa yakni tebing batu ukuran besar, ditumbuhi lumut dan dialiri air.

Diketahui puing pesawat tempur yang ditemukan tersebut merupakan pelampung dari pesawat amfibi Jepang. Diperkirakan sisa puing lainnya masih tertimbun di sekitar lokasi tersebut.

Kendati begitu hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab jatuhnya pesawat yang digunakan melawan tentara Belanda itu. 

Che mengimbau kepada warga Tarakan agar dapat selalu menjaga situs sejarah beserta nilai estetikanya. Menurut Che menjaga kelestarian situs sejarah merupakan upaya kita untuk mengedukasi peradaban kepada generasi selanjutnya.

“Marilah kita sama-sama menjaga semua situs sejarah yang ada di Tarakan. Supaya ke depannya generasi kita masih bisa melihat langsung situs yang ada di sini. Karena sejarah Kota Tarakan merupakan sejarah Indonesia,” ujarnya.(Prokal)

Terpopuler

Selengkapnya >>

FOLLOW US