Washington, Beritakaltara.com - Kepala Badan Tenaga Atom Internasional, Rafael Grossi, akan mengadakan pembicaraan di Iran pada Minggu (12/9), dalam rangka meredakan kebuntuan antara Teheran dan Barat terkait nuklir.

Grossi tiba di Teheran pada Sabtu (11/9) malam, menjelang pertemuan Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional pekan depan. IAEA dan utusan Iran untuk badan tersebut akan bertemu dengan kepala baru Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami.

Dikutip dari Reuters, Grossi diperkirakan akan mengadakan konferensi pers di bandara Wina sekitar pukul 20.30 waktu setempat.

Pekan ini, IAEA memberi tahu negara-negara anggota bahwa pembicaraan akan berkisar seputar penjelasan mengenai jejak uranium yang ditemukan di beberapa situs lama di Iran, dan berupaya mendapatkan akses mendesak ke beberapa peralatan pemantauan, sehingga IAEA dapat terus melacak bagian-bagian dari program nuklir Iran, sebagaimana diatur oleh kesepakatan 2015.

Pembicaraan terpisah dan tidak langsung antara Amerika Serikat dan Iran tentang nuklir telah dihentikan sejak Juni. Washington dan sekutu Eropanya mendesak pemerintahan Presiden Ebrahim Raisi, yang mulai menjabat sejak Agustus, untuk kembali ke perundingan.

Di bawah kesepakatan 2015 antara Iran dan negara-negara besar, Teheran menyetujui pembatasan kegiatan nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi.

Sebelumnya, Presiden AS era Donald Trump menarik diri dari kesepakatan pada 2018, dan memberlakukan kembali sanksi ekonomi untuk Teheran. Pada 2019, Iran menanggapi dengan melanggar banyak pembatasan, seperti memperkaya uranium ke kemurnian yang lebih tinggi, lebih dekat dengan senjata nuklir.